Mengapa Kita Lupa?
(Bahwa ternyata waktu bisa membawa lebih dari yang kita duga)
Jika kamu bertanya siapa orang paling seperti pecundang di seluruh dunia, maka aku akan menjawab bahwa akulah orangnya. Berusaha dengan sekuat tenaga membangun dongeng yang aku ciptakan untuk masa depanku dan masa depan keluargaku tercinta. Mengapa baru sekarang aku merasa bahwa masa mudaku sedikit terenggut, dan ternyata mungkin iya. Aku tak mampu untuk mendeskripsikan kembali tentang apapun itu yang pernah kuinginkan dengan mengorbankan masa mudaku. Aku hanya berfikir mungkin aku sedikit lelah dan perlu untuk beristirahat sejenak. Sejujurnya aku tidak menyesal dengan semua ini, apa yang aku selalu usahakan memang tidak bisa kujamin. Tetapi setidaknya dengan berusaha sebaik mungkin, aku selalu yakin bahwa Tuhan selalu memberikan harapan untuk aku mendapatkan hasil yang terbaik.
            Memang benar bahwa aku hanya sedikit merasa lelah, dan bukan berarti semua bisa membuatku menyerah. Semua masih berada dalam bingkai ingatan, bagaimana aku bermimpi menjadi seseorang yang bisa merubah dunia, duniaku dan dunia keluargaku. Tidak pernah aku berusaha berkhianat, bahwa sepanjang aku hidup sampai detik ini aku beruntung. Aku pernah bermimpi menjadi seorang penulis hebat seperti JK Rowling, itu adalah waktu dimana cerpen-cerpen yang kubuat mulai dimuat di beberapa media massa lokal. Aku bahagia, dan selalu yakin bahwa suatu saat nanti aku akan menerbitkan novel sebagai karya dari seorang Ananti Primadi. Ada suatu saat dimana aku memenangkan juara lomba membaca puisi di DIY Jateng yang membuatku bermimpi bahwa aku akan menjadi sastrawan hebat dimasa depan. Tetapi hal yang mungkin aku lupa adalah, semua itu ada masanya.
            Ada saat dimana aku masuk menjadi finalis lomba reporter berita di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, dan sempat membuatku bermimpi bahwa aku bisa menjadi reporter hebat seperti Mutia Hafid. Waktu selalu membuat kita lupa bahwa dengan mudahnya dia akan pergi meninggalkan kita. Begitu juga dengan waktu yang kuhabiskan denganmu, yang membuatku lupa bahwa sekarang adalah waktu untukmu pergi dariku. Aku selalu membanggakan tentang kerja keras dan kepercayaan diri tinggi yang selalu kubangun untuk menutupi lemahnya diriku. Namun aku selalu lupa bahwa ternyata kehidupan itu selalu berjalan dan tidak semua bisa dalam keabadian yang kita genggam. Dan ketika waktu mengambil apa yang kita punya, tersenyum adalah jalan terbaik yang bisa kita lakukan.
            Setiap orang memiliki cara untuk menjadi bahagia, tetapi entah mengapa aku selalu merasa bahwa waktuku hanya kuhabiskan untuk mencari cara untuk bahagia. Lantas apakah itu berarti aku tidak tahu bagaimana cara untuk bahagia?. Aku hanya berusaha untuk selalu bisa tersenyum dengan semua hal yang aku alami dalam hidup. Terkadang merindukan usia saat kanak-kanak membuat kita sedikit terhibur dengan semua tuntutan yang membayangi kehidupanku 22 tahun. Tidak ada tuntutan apapun itu, bahagia dan tertawa sesuka yang kita bisa lakukan. Tetapi menjadi tua adalah sebuah keniscayaan yang tidak pernah bisa kita bending. Hanya kemana kaki akan melangkah, disitulah takdir baru akan tergores dalam kehidupan kita. Bagaimanapun tahun depan aku tidak bisa menjamin akan berlebaran sebagai mahasiswa master degree atau aupair di English Speaking Country, tetap saja aku akan mengejarnya.

            Mungkin aku hanyalah satu dari semua orang yang bermimpi indah soal dongeng Cinderella yang berakhir bahagia setelah bertemu dengan Pangeran. Tapi bukan berarti aku menyerah, jika aku tidak bisa menemukan akhir yang bahagia, maka aku akan memastikan bahwa dongeng yang aku bangun akan memberikan kebahagiaan bagi keluargaku. Mungkin aku akan menemukan kebahagiaan setelah melihat seluruh keluargaku menjadi bahagia. Saat itulah aku akan begitu menyadari bahwa waktu bisa mengambil apapun lebih dari apa yang pernah kita bisa bayangkan. 

Komentar

Postingan Populer