Selamat lahir kembali Ananti Primadi dan sahabat masa keciku yang aku rindukan.



        Aku ingin bahagia, dan membahagiakan keluargaku serta semua orang yang menyayangiku. Aku tahu bahwa aku bukanlah malaikat, aku hanyalah manusia biasa yang banyak melakukan kesalahan. Aku tahu mungkin tidak banyak orang yang mengenalku dan menyayangiku, tapi kupikir cinta dan kasih sayang keluargaku serta orang-orang terdekatku sudah lebih dari cukup bagiku. Jujur aku hanyalah manusia biasa yang terkadang tidak lepas dari perasaan manusia pada manusia pada umumnya, merasa lelah, sakit, terluka, iri dan benci. Tetapi aku ingin berubah, aku tidak ingin memelihara rasa iri dan benci dalam hatiku lagi. Melihat orang lain memiliki apa yang tidak kita miliki, memang menyakitkan. Melihat orang lain memiliki apa yang belum kita miliki mungkin benar bahwa aku pernah merasa dunia tidak adil. Tapi bukankah dunia tidak pernah adil?, jika hidup ini adil maka tidak aka nada keajaiban karena semua sudah bisa diprediksi sesuai keadilan. Jika dunia ini adil maka pasti hidup ini tidak akan menarik dan pasti rasanya sangat membosankan. Untuk kehidupan yang menarik ini, aku akan bersyukur. Memiliki rasa iri mungkin akan membuat kita berusaha lebih keras lagi, tapi jujur aku merasa lelah. Aku lelah melihat semua orang memiliki apa yang tidak aku miliki, mulai sekarang aku sudah memutuskan aku akan bahagia dengan bersyukur atas semua yang aku miliki. Aku tidak berhenti untuk berusaha, aku hanya ingin berhenti dari rasa lelah melihat ke orang lain. Aku akan lebih mencintai diriku dengan apa adanya diriku, aku bersyukur tentang apa yang aku punya. Apa kalian percaya jika aku akhirnya bisa mulai merasakan kebahagiaan. Tentang apa yang belum aku miliki, aku tidak perlu khawatir karena tentunya aku akan tetap berjuang tentunya dengan hati yang lebih ringan. 

          Kebencian memang pada akhirnya membawa pada kerusakan. Aku begitu membencinya, sangat-sangat membencinya lebih dari apapun di dunia ini. Semua karena aku merasa telah dihianati dengan kata-katanya yang sangat melukaiku. Padahal itu hanyalah sebuah kesalahpahaman yang akhirnya menghentikan persahabatan dengan sahabat yang sangat aku sayangi. Aku membencinya karena caranya melihatku seakan melihat sampah yang menjijikkan, tapi itu hanyalah masa lalu yang tidak akan bisa diperbaiki. Aku sudah memiliki sahabat yang lain, dan menghapusnya dari kenangan yang pernah ada dalam hidupku. Aku yakin pasti dia lebih cepat untuk menghapusku dari kehidupannya sejak dulu. Tapi sejauh aku berfikir, aku menyerah karena aku lelah. Aku mungkin tidak akan bisa membencinya seperti kebencian yang dia lakukan padaku. Mungkin aku naif atau mungkin aku bodoh, tapi aku tahu kehidupan bukan hanya tentang harga diri yang terluka dan kemudian membalas dengan kebencian. Aku lelah, jujur sebenci apapun saat ini dia padaku aku tidak mampu untuk melakukan apa yang dia lakukan padaku.  Kehidupan bukan hanya soal memberi dan menerima, jika dia bisa hidup dengan rasa bencinya maka aku tidak akan bisa hidup dengan rasa benciku. Rasa benci tidak membuatku bahagia, rasa benci tidak membuat persahabatan kami kembali. Biarlah dia bertahan dengan apa yang dia pilih, begitupun dengan aku yang akhirnya memilih untuk menghapus kebencian yang ada dalam hatiku. Aku hanya bisa selalu tersenyum dan mengingatnya sebagai sahabat yang mungkin tidak pernah menjadi dewasa. Dia tetaplah kenangan terbaik masa kecilku yang tidak akan terhapuskan oleh apapun. Entahlah kenapa aku mulai bahagia walaupun dimatanya aku tetaplah sampah, tapi setidaknya aku bahagia karena aku pernah berjuang bersamanya ditahun-tahun awal kehidupanku. Selamat memiliki hidup yang baru untukku Ananti Primadi dan untuknya yang akhirnya bisa menemukan kebahagiaan tanpa adanya aku sampah yang selalu mengganggunya. Aku akan tetap menyayangimu seperti dulu jauh sebelum kita saling membenci.


Komentar

Postingan Populer