Kloter Puisi Anan Prima


Perempuan yang Tersapu Debu
Sebuah kloter puisi hasil goresan tangan Anan Prima
Dari Anan Prima Untuk Indonesia
A dedication for marginal people in Indonesia

Langit Berkabut
Senja itu telah merambat hati yang sepi dipatuk hari
Dan ketika aku mulai meranggas dan mati, akankah langit melentikkan jemarinya untuk menangkap bayangku
Mungkin aku telah lelah, sayap-sayap yang kujahit dengan ribuan debu telah pudar menjadi abu yang kosong
Awan itu berarak, putih bening, dan suci
Akupun mulai kehilangan nafas yang aku hirup untuk sore ini
Aku akan segera mati dalam layu yang terusik batas nirvana, berkabut seperti nujum yang kadang tidak tepat adanya.
Ketika langit mulai berkabut, aku jatuh memudar dan melesatkan puing-puing hati yang berserak dengan manjanya.
Maukakah datang dan mengatupkan lukaku?, aku bertanya dalam kesunyian batas rongga hatimu, hatiku masih jalang, masih sekuat langit yang tetap kokoh walau terhempas kabut.
Sunday, February 24, 2013

Matahari yang Membakar Surga
Aku masih termenung dengan ribuan bayang semu yang kau lukiskan dalan lorong jiwaku, mimpi itu masih ada dengan tegarnya masih berdiri untuk menantang Matahari.
Kapan aku akan melampaui waktu, tulang-tulang dan dagingku seakan memberontak tak lagi perkasa berteriak bahwa Surga telah terbakar.
Apa yang aku lakukan dalam kesunyian ruang jiwaku, mereka berkata bahwa Matahari telah mencengkeram Surga dan sebentar lagi akan menghanguskannya.
Suara-suara lolongan anjing semakin mendera, akankah tangan-tangan kecilku bisa menari lagi untuk mengehentikan lumatan Matahari.
Ketika nyala panasnya mulai semakin nyata, kenapa hatiku justru berbayang tak menentu, aku yang terpanggil dimana aku bisa berdiri saat Surga merintih bertanya dimana sukmaku?
Surga begitu kata orang, semakin aromanya menebarkan kegosongan yang pilu dan nestapa, maka saat itulah takdir dan nasib jadi hujatan.
Tidak, aku tidak bersembunyi dan tidak pernah melarikan diri. Aku menerobos kegelapan itu dan meraba raba sedikit cahaya yang masih tersisa.
Aku berusaha, aku berjuang, aku berlinang airmata, Surga aku telah mencoba walaupun aku tak pernah bisa untuk melawan Matahari.
Sunday, February 24, 2013

Kisah tentang Hati
Aku juga ingin bahagia, seperti mimpi yang selalu dipuja setiap orang di dunia.
Aku bertanya, mengapa cinta itu ada?, jika hanya menorehkan luka yang tak bisa diobati dengan apapun juga.
Apa itu cinta, aku sudah bertanya pada angin, air, burung-burung dan bebatuan serta semua yang aku telah temui dalam perjalanan kisah hatiku.
Semua itu hanya membuat kesakitan semakin terasa dan hanya kebimbangan yang aku temui, kenapa harus ada cinta yang tak terbalas, bukankah cinta itu datang untuk mencari kebahagiaan.
Lalu dimanakah kebahagiaan yang bisa aku temui tanpa ada cinta yang terbalas.
Ini adalah kisah tentang hati yang mulai mengerti bagaimana itu cinta, pejamkanlah matamu rasakan bahwa perlahan-lahan kau akan terbawa untuk memahami menyelami dan mengerti tentang apa itu cinta.
Cinta adalah memberi dengan setulus hati tanpa meminta kembali
Cinta adalah pengertian tanpa ingin dimengerti
Cinta adalah pengabdian tanpa ingin dihargai
Cinta itu memandang tanpa ingin dilihat kembali
Cinta itu membuatku melakukan segala hal dengan sebaik yang aku bisa lakukan
Aku telah memahami, bahwa mencintainya adalah perjalanan hati terindah yang pernah aku lalui
Membiarkan dia tetap apa adanya jauh lebih baik ketika kita tidak bisa membuatnya menjadi lebih baik
Aku selalu merasa bahwa dunia selalu mengingatku, walaupun aku tahu tak ada dari diriku yang bisa dia ingat
Biarkan ketulusan hati yang akan membawa kisah perjalanan hati ini menjadi abadi untuk selamanya.
Sunday, February 24, 2013

Kisah Anak Cucu Ken Arok
Kita yang dipanggil zaman dengan deru yang mengalir dari batas kegelapan, mereka berkata kita ini noda hitam kehidupan.
Kita memang berdiri dari tanah surga yang diwariskan oleh dewata, saat tetesan ruh iblis itu menerpa raga yang telah salah dari lahirnya.
Nirvana pernah digenggamnya, dengan tangan-tangan iblis kita pernah Berjaya
Sekarang aku ditanya, waktu kenapa kau tidak berdusta?
Salahkan nenek moyang kami yang mewariskan dosa iblis sampai saat ini
Bukan, bukan darah nenek moyang yang mengotori kami
Tapi ini adalah pilihan, kami yang meniru sifat iblismu bukan untuk kesejateraan orang lain tapi untuk menindas orang lain
Kita memang anak cucu Ken Arok yang hanya bisa mewarisi keliarannya tanpa lihat wajah yang lainnya
25 Februari 2013


Pelangi Cakrawala
Aku yang sendiri dengan puing yang berserak
Ketika pelangi itu datang, akankah aku melihanya?
Gelap yang membayangi hatiku terus mengoyak
Aku takut akan roboh saat aku lengah memandang cakrawala
Bukan ingin aku hendak menjadi merpati, hanya berharap lorong itu tidak pernah tertutup dalam hatimu
Aku mungkin bukan mentari yang mampu menyinari dunia namun izinkanlah aku memandang langit untuk turut menggenggam pelangi cakrawala
Sep, 5th 2012

Burung-Burung Surga
Mentari yang ceria menembus batas embun pagi
Awan yang terus akan termangu dalam riak-riak bias cakrawala.
Aku yang sendiri merajut sayap yang patah karena hujan yang menampar hatimu.
Oh burung burung Surga, kasihlah wajahmu
Sekarang kau semu dicekam bayang bayang gelap dunia.
Kami, kami yang berjanji akan berdiri di tanah air ini.
Sumpah kami telah layu, lapuk diranggas keganasan zaman.
Kurcaci-kurcaci mulai merengek
Kami, kami yang harus dibenci
Karena kami, burung-burung Surga telah mati.
Tuesday, February 26, 2013


Bumi Meleleh
Suara kematian mendengung dalam sukma
Mataku yang mulai pedih meresap debu yang menambal muka
Saat burung merpati mulai dipatuk gagak yang mulai menghitam
Bumiku sayang dan malang bagai lembah melekuk yang papa
Tampung dan simpanlah lelehan bumi yang kau bakar dengan api jiwamu
Terkutuk, dimana kau sembunyi saat bumimu mengetuk?
25 Februari 2013

Lelaki tanpa Nama
Dia pernah berfikir bahwa dunia ini telah berjalan tanpa norma
Ketika hati menjadi kosong dan berdebu, akankah pikiran mampu melayangkan angan
Semua dalam nyata adalah perjuangan
Tentang roda yang berputar menuju akhir yang abadi
Semua berada pada lorong-lorong yang telah terkonsep
Hidup tidak sekedar lahir lalu mati masuk nirvana
Ada salah dan ada benar, ada siang dan ada malam
Lalu apakah kau masih menganggap hidup semudah  memanggil lelaki tanpa nama?
21 April 2013

Yang Terlupakan
Aku tidak lebih dari sekedar nama
Akulah rakyat Indonesia yang katanya berkuasa
Suara rakyat dikatakan suara Tuhan
Aku pecundang miskin yang bodoh dan tolol
Aku tidak pernah bisa melakukan apapun untuk melindungi diriku sendiri
Aku hanya kesakitan dalam diam, tidak mampu melakukan apapun saat negaraku dirobohkan
Indonesia sudah hancur dan terlupakan
Kini yang tersisa hanyalah pasar dan konsumen, tempat dimana negara nekolim menjual dagangannya
Kenapa kau Indonesiaku? Kenapa kau selalu salah memilih pemimpin?
Kita tidak butuh pemimpin yang sempurna, hanya butuh pemimpin yang berani menentang Barat
21 Juni 2013

Soekarno
Hanya Soekarno
Hanya Soekarno
Hanya Soekarno
Yang berani menentang nekolim
Pemimpin lain sampai saat ini?
Malah menjadi budak nekolim
Untuk memeras rakyat
Indonesia butuh ribuan Soekarno muda sekarang juga
21 Juni 2013

Pensiunnya Setan
Kala Tuhan telah dilupakan
Peran setan telah digantikan
Ini manusia lebih kejam dari setan
Memuja dan menghalalkan keharaman
Ketika bumi tak ada lagi aturan
Para pemimpin sibuk saling menjatuhkan
Maka rakyat akan digiring menjadi korban
Diperas dan diremas sampai akhir zaman
21 Juni 2013

Mencari Tuhan
Dia perempuan yang tengah mencari Tuhan
Ada sesuatu yang ingin dia adukan
Aku ini sudah miskin Tuhan, dengarlah doaku
Bolehkah aku memprotesmu?
Kenapa kau takdirkan aku lahir di Indonesia?
Setidaknya jika aku miskin maka takdirkanlah aku lahir di negara makmur
Saat ini BBM naik, dosa apakah diriku
Aku tak punya motor bahkan beraspun hampir tak terbeli
Semua naik bahkan sebelum BBM naik
Tuhan, tak tahukah aku selalu mencariMu?
Saat ini yang aku inginkan, Kau ambil nyawaku sebelum penjajah kapital itu membunuhku
21 Juni 2013

Tentang Chairil Anwar
Dia telah berhasil dengan apa yang dia inginkan
Nama yang akan hidup seribu tahun lagi, bahkan dua ribu tahun sekalipun
Aku masih terus bertanya pada Tuhan, apa tujuanku hidup di dunia ini?
Setelah aku mati, akankah namaku mampu hidup lama seperti Chairil Anwar?
Aku sangat ingin Tuhan, namaku akan hidup bersama Chairil anwar hingga akhir yang tak pernah kutahu
Apa bisa yang aku lakukan?, beri aku tempat walau hanya sedikit saja.
Aku juga ingin hidup seribu tahun lagi seperti kehidupan yang Kau berikan pada Chairil Anwar
10 Juni 2013

Luka di Padang Gembala
Menawar luka itu tak kan semudah hati belajar mengerti hati
Gemuruh debu yang menghantam tertiup segudang luka yang membatu
Padang gembala ini sangat gersang, lalu dimana luka akan tersemat mengering dengan sendirinya?
Tidak, tidak semudah itu siluet hati tertutupi dengan bibir penuh manisan
Sejauh hati berlari membayangi senja yang murni
Bagaimana kau akan yakin bahwa anak kecil itu akan mampu terus berlari
Padahal kebutaan menutupi jurang didepan nafasnya
Surga yang begitu mahal dan tak terbeli karena uangnya tak cukup
Sudah, anak kecil itu sudah terluka jangan kau giring pula dia menuju neraka
Sunday, June 30, 2013

Lambaian Tangan Senja
Peluh yang meleleh menanya hati yang mungkin dilihat letih
Angin yang menampar-nampar senja, katanya seekor merpari telah musnah ditelan samudra kegelapan
Tangan itu terus melambai, menampar jejak idealisme yang samar-samar terus memudar
Tak ada lagi kemurnian yang mengalir dalam sungai perjuangan
Negeri yang telah jatuh ke tangan penguasa iblis
Kini hanyalah tinggal nama yang tampak di muka
Dengan sedikit tangan sisa yang melambai-lambai
Berkaca bahwa merpati masih ada di Senja walau dengan penuh luka menganga
Ada cahaya yang menyeretnya, sebuah wahyu yang bergurat di langit
Bahwa merpati akan kembali terbang dan membakar iblis
Sunday, June 30, 2013

Negeri Katanya
Kita yang bermanja dengan pujian palsu dalam setiap lubuk hati kita mendengar
Apakah kita akan tertidur lebih lama lagi sementara Mentari dengan gigih membakar hati kita
Kita yang katanya pemilik negeri yang kaya raya dan mempesona
Apa kah kau akan terdiam sementara bagian jiwamu merana mati dan sakit tak kunjung usai
Ada cahaya yang menyinari hati, tak ingin bahwa hidup hanya jadi pengecut yang bersembunyi
Lihatlah, mereka memujamu dengan segenap hati mereka, lalu berapakah kau jual hati mereka dan harga dirimu di bawah ketiak iblis
Ini negeri katanya makmur, ataukah hutan yang makmur bagi si Raja Hutan
Kenapa kau gadai kami dengan harga tak lebih dari satu kepeng?
Mengapa ini, apakah benar kita telah mati di dalam rumah kita sendiri
Sementara kita terbengong menunggu senja, mereka telah berlari membawa gandum kita hingga esok lagi
Bangun, bangunlah dari mimpi sejenakmu
Negeri ini bukan negeri katanya, goreslah dadamu dan lihatlah betapa merah darahmu dan putihnya tulangmu
Negeri ini milikmu, milik kita semua dan negeri ini adalah negeri kata kita
Negeri yang membutuhkan hati kita untuk berkata kita telah berjuang untuk negeri tercinta kita
Sunday, June 30, 2013



Angin Biru
Setitik angin yang selalu biru bagiku
Lentik jemari melesatkan nada hijau tetumbuhan
Cicit emprit aku ragu sudi singgah menahun
Bilamana selukis debu masih lekat sanubarimu
Mengharap hitam mendung hendak berlari
Menjelaga lilitan dalam sukma yang terpanggang
Jika sang angin mau bersudi
Lekas-lekaslah kau berlari
Disini ada hujan yang merintih hati
Menanti lambaian angin yang hendak menari
Angin biru dan purih yang suci
Masih ada janji bahwa langit sedia menaungi
Disini, di surge kaki berdiri penantian tak pernah berhenti
Sunday, July 14, 2013

Semut yang Mengerubuti Gula
Disini ada seonggok manisan gula
Legit meleleh aroma mengundang rasa
Ada segerombol semut yang perkasa
Datang membayang sepucuk manisan
Katanya musim masih berputar
Semut dengan tingkah polah yang beraturan
Lalu bila ada angin yang datang menggoyang
Rupakah semut pada tabiat alamnya
Hatiku mulai gundah
Ada yang berbeda saat sanubari pandang
Semut yang tak lagi berjajar saat gula mulai ditebar
Sunday, July 14, 2013

Dewi Sri
Seruling bambu telah bersedia
Secawan anggur dan tetembangan mulai menggema
Bulan telah teringat, ada Dewi Sri yang tengah murka
Kami yang hampir binasa
Terhantam lelehan murka
Ada petaka di negri tanah surge
Dewi Sri yang mulai lupa dipuja
Bagaimana lagu persembahan melodi seruling
Luka ini mengoyak kesetiaan
Diantara janji yang terulir dalam sebutir beras
Demi batara yang menjaga nirwana
Kesetiaan telah digadaikan
Kami yang tak lagi berpunya
Tanah asing dalam penjalmaan kehidupan
Air dan Dewi Sri
Kami telah mendua
Kami yang mendapat murka
Sunday, July 14, 2013

Tanah Pertiwi
Lihat bayangmu dalam elok senja hari
Melodi khatulistiwa yang hijau membara
Perjalanan di tanah pertiwi telah terlewati
Mozaik cinta tangis dan tawa
Ingatlah bahwa ini tanah pertiwi
Walaupun beta telah terlupa
Ibu kan tetap menjaga
Janganlah kau lupa, tanah pertiwi bunda kita
Indonesia, setetes surge yang dia jatuhkan ke dunia
Belahlah dadaku dalam diam hatiku bersuara
Tanah pertiwi masih menyala
Teranglah, teranglah dunia
Indonesiaku masih ada
Untuk berdiri selamanya
Sunday, July 14, 2013

TKI
Tenanglah nak, anakku sayang
Disini hanya tinggal sepotong roti
Tak apa nak, anakku sayang
Esok hari masih ada mentari
Dalam gulita hati membayang
Negeri apa ini yang terjadi
Emak yang akan segera terbang
Pergi ke Arab Saudi
Sunday, July 14, 2013

Pemimpin yang Tak Akan Mati
Mungkin, pemimpin yang tak akan mati
Tidak akan bertemu malaikat di liang kubur
Itulah mengapa tak takut saat menghianati
Tenangkanlah hati anakku, kita lebih makmur
Dengan hidup seperti ini kita masih bisa menghidupi
Kita lebih kaya daripada mereka
Lihatlah sawah hutan, dan lautan
Tak ada yang tersisa tanpa untuk mereka
Bila kita mati tak akan lama malaikat menanyai
Hartamu? Untuk menghidupi pemimpin
Kehidupanmu? Diserahkan pemimpin
Kepercayaanmu? Dihianati pemimpin
Ah sejenak aku mulai merenungi
Atau mungkin kita yang bodoh dan cela memilih pemimpin?
Sunday, July 14, 2013

Persinggahan
Aku yang cukup lelah dipatuk hari
Menyongsong selarik irama tanah bakti
Lantas jika aku dikebiri, arah manakah aku harus lari
Jika lorong senyap menyandera
Jika hujan tak ada setetespun bersua
Aku masih berdiri di persimpangan
Menelikung degup mimpi-mimpi terpanjang
Aku butuh persinggahan kawan
Dengan sedikit hangat perapian
Di tengah dingin yang mencumbu jalan
Monday, July 15, 2013

Munajat Si Kafir
Ketika Tuhan tak membuka pintu hatinya
Oh terkasih, dia yang tak merasa membuat dosa
Dia bagi kebaikan ke wajah dunia
Percuma kan percuma tak ada artinya
Lalu apa yang harus dia lakukan
Dia hanya manusia yang gelap tanpa cahaya
Tapi Tuhan punya cerita tentang kuasanya
Biarlah tak ada salah si kafir bermunajat
Untuk sejenak sebelum terbakar selamanya
Monday, July 15, 2013

Komentar

Postingan Populer