Ini caraku untuk bersabar dalam menemukan jodoh(kamu gimana?)

             Akhir-akhir ini cuaca kurang bersahabat. Selain karena musim hujan yang menumpahkan hujan sepanjang hari, musim nikahan juga membuat cuaca hati menjadi kurang bersahabat. Usia 22 dua tahun memang rawan galau kalau istilah anak muda jaman sekarang. Usia rawan gangguan skripsi yang mengganggu hati belum selesai, ditambah satu persatu teman-teman melepas masa lajang. Iya usia 22 memang rawan terhadap semua hal yang berhubungan dengan persiapan menuju tahap kehidupan sebagai orang dewasa yang sesungguhnya.  Belum lagi skripsi selesai, pertanyaan-pertanyaan mulai muncul, kapan lulus dan nikah?. Hal itu belum seberapa dengan begitu banyak akun akun yang sebenarnya baik dilihat dari sisi A namun menjadi tidak baik dampaknya apabila dilihat dari sisi B. Akun-akun yang melabeli hastag “saya siap menikah muda” bertebaran dimana-mana menjadi bumbu racikan yang pas untuk membuat galau.

                Galau itu wajar, kita manusia dan kita punya perasaan. Tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mengatur kegaulan tersebut agar tidak berdampak panjang hingga mengganggu banyak aspek kehidupan. Saya sangat apresiasi kepada akun-akun yang memberikan semangat untuk berani menikah muda. Jika sudah menemukan calon yang bersedia untuk diajak menikah muda, its ok itu bagus untuk menghindari terjerumus di dalam dosa. Tetapi yang harus dipikirkan adalah kita yang mungkin belum bertemu bahkan dengan calon jodoh sekalipun, betapa tanpa dipungkiri saya sendiri kadang sempat juga merasa kesal. Bagaimana menyegerakan sedangkan doa kita saja masih ditahan oleh Tuhan, kita masih harus bersabar untuk menunggu calon jodoh sambil terus memperbaiki diri. Tolong stop berhenti sebentar saja untuk memberi motivasi juga kepada kami yang masih berusaha mencari.
Satu hal yang perlu untuk kita ingat, jodoh itu tidak datang berjamaah walaupun kita berteman berjamaah dari TK hingga kuliah. Jodoh satu orang dengan orang yang lain itu datang berbeda-beda, ada yang usia sekarang sudah menikah ada yang masih belum. Takdir seseorang dengan yang lain itu berbeda, jadi yang harus dipersiapkan adalah menjadi pribadi yang siap ketika jodoh itu datang. Pacaran itu tidak menjamin jodoh, ada yang pacaran bertahun-tahun akhirnya tidak jodoh dan sampai sekarang belum menikah. Ada juga yang istiqomah di jalan Tuhan tidak pacaran, kemudian taaruf langsung menikah. Jodoh itu rahasia Tuhan yang kita tidak pernah tahu kapan dan dimana kita akan bertemu. Jadi daripada bertanya kapan nikah, alangkah lebih baik jika memberikan doa “semoga kamu segera bertemu dengan jodoh ya kawan” saya rasa lebih bijak. Masih sendiri itu bukan berarti tidaK peduli, tapi kami masih berusaha mencari. Apalagi untuk saya sendiri yang membuat RPJP hidup untuk menikah tidak di usia saat ini tapi maksimal 28 tahun, itupun kalau sudah bertemu dengan jodoh yang siap diajak nikah.
Satu hal yang selalu saya yakini, Tuhan itu memberikan segala sesuatu tepat pada waktunya. Jikalau Tuhan memberikan saya jodoh saat ini juga, saya pikir saya juga belum siap. Nikah itu mudah lo, yang tidak mudah adalah kehidupan setelah menikah. Banyak sekali perhitungan yang harus dilakukan serta persiapan matang untuk segala sesuatunya. Dan untuk menuju semua itu saya membuat Rencana Pembangunan (hidup) Jangka Panjang dan jangka menengah yang saya selalu buat untuk kehidupan saya. Saya membuat plan kapan saya akan lulus s1, kapan mendapatkan beasiswa sebagai calon dosen (salah satu yang saya akan lamar adalah PMDSU) akan ditempuh selama 4 tahun setelah lulus S1, kapan saya akan mulai sattle bekerja, kapan saya akan menikah yang secara rasional akan maksimal (paling lambat) bisa saya tempuh 28 tahun. Semua itu ada plus dan minusnya, nikah mudah plusnya nanti anak dewasa kita masih muda. Nikah di usia 28 juga sangat mepet, tapi saya selalu berusaha terbaik dalam merencanakan segala sesuatu walaupun Tuhan  yang menentukan. Untuk itu sekarang saya juga giat berolahraga dan berusaha menerapkan pola hidup sehat. Dari kisah saya yang terpenting adalah nikah muda atau dewasa, kita sudah mempersiapkan secara matang rencana kita dan bertanggungjawab terhadap segala resikonya.
Galau tidak akan serta merta merubah keadaan, kenapa kita tidak kita habiskan masa menunggu kita dengan berusaha memperbaiki diri  hingga kita benar-benar siap saat bertemu jodoh. Banyak yang ketika putus asa langsung mengatakan “udah ah tahu gini gue nikah aja”, come on guys nikah itu bukan permainan. Bagaimana akan menjalani kesulitan di kehidupan pernikahan yang satu untuk selamanya jika mengatasi persoalan singkat saja mengeluh dan menyerah. Bagi wanita tipe seperti saya yang super berhati-hati dan sangat selektif, tentunya mencari tidak sekedar mencari yang biasa tapi yang berbeda dari biasa. Saya tahu saya termasuk perempuan independent. Bisa melakukan semua sendirian alias ketika harus jadi cewek saya jadi cewek, ketika saya harus jadi cowok maka saya jadi cowok. Eits jangan salah, maksudnya jadi cowok disini kaya lakuin semua hal yang biasa dilakuin cowok. Angkut-angkut galon, ganti lampu mati, dan semua hal yang ada, sebenarnya saya juga tidak tahu persisnya saya mandiri karena tidak ada yang dimintai tolong atau memang karena saya sudah bisa menolong diri sendiri jadi tidak lagi merasa butuh bantuan. Tapi ternyata semandiri apapun saya, tetap juga ada sahabat saya yang pernah mengejek saya manja, perlu dipoles itu muka (peace kakak hahahaha). Come on jomblo itu bukan waktu untuk kita menggalau ataupun kalah kalau diejek sama orang lain, lo kita lo memilih jomblo sampai ketemu yang bener-bener tepat. Jadi daripada galau tunjukin kalau itu bukan cewek rata-rata yang queen of drama, tapi cewek mandiri yang bisa diandalkan disegala situasi dan bisa mengandalkan diri sendiri untuk menjaga diri.

Kita tidak pernah tahu rencana kita satu sama lain, apalagi rencana Tuhan yang selalu tepat dan pada waktunya. Jadi yang terpenting sepanjang kita berusaha itu bagus, biarkan Tuhan yang menentukan. Terkadang saya sendiri juga geli kenapa saya begitu terbawa joke mereka yang selalu memandang makhluk jomblo itu sebagai sesuatu yang sangat amat dikasihani. Saya sendiri memang menganggap wajar hal tersebut mengingat usia saya sekarang sudah 22 tahun, tapi demi Tuhan saya sejujurnya tidak merasa sekasihan itu (hahahaha). Pertama saya memang memprioritaskan mencari jodoh bukan pacar, jadi selama saya belum dapat yang siap ya saya mundur. Kedua saya bukan orang yang bisa fokus pada beberapa hal, termasuk hal-hal yang saya prediksi hanya akan menghabiskan waktu untuk menangis sia –sia (ketika mungkin dapat pacar tapi tidak benar). Ketiga, daripada sekedar berdebat soal Valentine (ada juga yang bilang”kamu sih jomblo makanya ga peduli”), guys come on tahukah kalian negara kita sedang dalam masa kritis? KPK sedang berusaha dilemahkan, Narkoba lebih dari sekedar memprihatinkan bahkan sekarang kekerasan terhadap aparat yang memerangi narkoba nyatanya semakin berani. Orang-orang pandai yang bisa membangun negeri dipecundangi oleh mafia negara dan akhirnya jalan terakhir pergi keluar negeri yang lebih menghargai keberadaan mereka. Guys jujur asaya takut nantinya Indonesia seperti negara di Amerika Latin (Colombia red kalau tidak salah). Dimana kematian di pinggir jalan akibat narkoba sudah bukan hal tabu, bahkan walikota terpilih yang mengkampanyekan akan memerangi narkoba ditembak mati di rumahnya sendiri seminggu setelah pidato menyatakan perang terhadap narkoba. Guys come on
Jadi pada intinya adalah berhenti untuk galau, banyak hal penting yang bisa dan harus kita lakukan dalam proses mencari separuh jiwa. Bahwa menyadari takdir masing-masing adalah hal terpenting dalam hidup ini. Saya mengenal diri saya dengan baik, saya akan menjadi apa dan bagaimana peran hidup saya bagi lingkungan sudah saya petakan dengan baik. Jodoh itu sudah ditentukan, ya walaupun kita juga harus berusaha dan inilah cara terbaik saya untuk berusaha. Mencari yang benar-benar mengerti itu tidak mudah, mencari lelaki yang tahu tentang hukum perempuan yang bekerja diluar rumah karena memang jalan hidup nantinya berhubungan dengan masyarakat. Lelaki yang tahu bahwa perempuan itu lebih baik di rumah dan suami yang bekerja, tetapi lebih tahu bahwa agama juga tidak melarang/memperbolehkan kondisi tertentu seperti ketika perempuan tersebut memang dibutuhkan oleh publik dan bisa berkontribusi untuk publik bekerja di luar rumah. Saya tahu takdir yang akan saya pilih dimasa depan, dan seseorang seperti apa yang saya butuhkan dimasa depan. Bagaimana menjadi perempuan yang punya peran ganda sebagai pengurus rumah tangga, dan sebagai perempuan yang harus berkontribusi untuk lingkungan. Butuh seseorang yang paham apa arti kontribusi tetapi juga paham bagaimana berbagi peran dalam kehidupan rumah tangga nantinya. Mencari seseorang yang tahu bahwa urusan rumah tangga juga bagian dari suami, Nabi Muhammad juga membantu istrinya memasak. Dan itu semua tidaklah mudah, karena bagi kita yang ditakdirkan untuk menjadi manusia yang berbeda dari rata-rata hanya dipahami oleh mereka yang bukan dari rata-rata.
Rata-rata adalah sebutan saya dan rekan saya sesama independent woman untuk pasangan yang biasa. Dimana cowok yang ditakdirkan menjadi seorang pelindung bagi cewek yang biasanya selalu ditempatkan pada posisi lemah dan selalu ingin dilindungi dan dibantu oleh cowok. Iya kami tidak memungkiri karena memang secara naluri (belajar sedikir ilmu lain) cowok itu punya harga diri dimana dia adalah seorang pemimpin yang kuat dan selalu ingin menjadi penolong dan melindungi cewek. Begitu juga dengan cewek yang terkadang manjanya keterlaluan sedikit-sedikit minta bantuan, dan disitulah cowok biasanya merasa dibutuhkan. Tetapi akan berbeda ceritanya dengan saya dan rekan saya tersebut, kami terlalu mandiri dan bisa melakukan semua sendiri. Seperti saat saya berbelanja di Sako*a dan melihat pasangan entah sudah menikah atau belum saya tidak tahu, si cowok ikut berputar-putar di belakang cewek yang sedang sibuk memilih tas ini dan itu. Sesekali si cewek berbalik dan bertanya, si cowok pun dengan wajah sedikit (bt) namun tetap ikut berputar-putar. Bisa membayangkan sendiri bagaimana kalau cewek sedang berbelanja dan berapa lama waktunya. Mungkin bagi pasangan biasa hal tersebut adalah hal yang biasa, namanya juga pasangan saling cinta saling sayang dan saling melengkapi (romantis). Tetapi akan berbeda ceritanya jika yang melihat saya, saya sangat merasa kasihan terhadap cowok itu. Apakah cinta mati seperti itu?(maklum saya orangnya susah jatuh cinta dan saya memang berbeda dari rata-rata itulah), kalau saya melihat itu seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Langsung detik itu saya berjanji dalam hati, besok saya punya suami sebagai partner hidup dan bukan sebagai .. (kaya gitulah). Soalnya saya sendiri sadar kalau berbelanja pasti lama, menurut saya sayang tidak harus selalu seperti itu. Pengertian, dan bersikap jujur itu penting, sepenting kita kita menyadari hal-hal yang sejujurnya tidak disukai cowok tapi atas nama cinta katanya harus dilakukan. Sepengertian ketika kita tahu berbelanja ala cewek tidak menyenangkan bagi cowok ya jangan dipaksakan.
Semua itu menurut pandangan orang yang berbeda dari rata-rata seperti saya. Seperti nanti juga ketika saya punya jodoh suami dan saya adalah perempuan mandiri, maka saya harus punya suami yang tidak selalu kuatir menanyakan keberadaan saya dan tidak selalu menawarkan bantuan seolah-olah kita perempuan selemah itu. Suami yang selalu percaya bahwa saya mampu mengerjakan sendiri secara mandiri, tidak selalu bergantung padanya dan tumbuh selalu menjadi perempuan mandiri. Tetapi karena sikap konyol saya juga tidak memungkiri terkadang mengusili teman saya, awalnya sih penasaran sebaik apasih dia seperti yang selalu diceritakan teman-teman dekatnya. Tapi kemudian sebuah keisengan itu menjadi sebuah kebiasaan (hahaha ampun my fairy brother), sekarang aku sudah percaya kalau kamu orang baik. Selalu menjadi teman baik nan konyol menghibur, semoga tetap jodoh sebagai teman selamanya ya. Pasti kalau dia membaca tulisan ini akan berkata “mandiri apanya, manja!”, (hahahaha). Hati-hati saja sih agar tidak terbawa hati (loh hahahahaha). Soalnya menurut pakar ilmu psikologi persahabatan antara cowok sama cewek itu tidak pernah ada yang jujur, pasti salah satunya jadi rawan baper. Kalau kakak peri sih tidak mungkin baperin saya dia sudah ada yang disukai (mungkin), nah saya nya kan yang dipertanyakan?. Untung saja saya orangnya cuek bebek sulit jatuh cinta jadi ya aman-aman saja. Selalu mendoakan yang terbaik saja deh, semoga nanti saya dan kakak peri mendapatkan jodoh masing-masing yang terbaik menurut jalan Tuhan. I always support you brother in every moment, jadi intinya adalah sambil menunggu jodoh lakukan banyak hal indah bersama teman-teman dan sahabat. Jalan-jalan bersama, mengunjungi tempat wisata atau sekedar bertemu dan mengobrol sudah cukup membahagiakan, jadi masa menunggumu tidak berlalu sia-sia guys.

                

Komentar

Postingan Populer